Contoh Naskah Drama musikal

Contoh Naskah Drama musikal - Kami akan sampaikan disini Contoh Naskah Drama musikal lengkap sekali sehingga anda bisa mendapatkan Contoh Naskah Drama musikal dini selengkapnya dan tentunya ini akan bisa menjadi Contoh Naskah Drama musikal untuk pertunjukan anda dan tentunya Contoh Naskah Drama musikal ini akan bisa menjadi salah satu prestasi anda disaat anda melakukan Drama dengan teman-teman anda dipentas. Ini adalah salah satu Contoh Naskah Drama musikal terbaik yang bisa kami posting dan bisa menjadi pelajaran yang sangat berguna sekali karena Cerita Contoh Naskah Drama musikal ini sangat menyentuh hati, kocak dan sangat menyenangkan sekali saat dipentaskan dengan teman-teman nantinya.

Untuk itu dapatkan Contoh Naskah Drama musikal ini disini yang kami berikan lengkap sehingga bisa menjadi pertunjukan yang sangat bagus sekali, dan anda akan mendapatkan nilai bagus untuk Contoh Naskah Drama musikal ini, lengkap sekali Contoh Naskah Drama musikal ini dan pastinya kamu semua akan puas dengan Contoh Naskah Drama musikal tersebut, dan untuk untuk itu langsung dapatkan Contoh Naskah Drama musikal dibawah ini yang sobat semua.

Judul: Bangkit

Tema: Motivasi

Pemeran:

1. Rere
2. Caca
3. Gia

Sinopsis Drama Musikal

Rere adalah seorang penulis novel. Ia telah mengawali menulis sejak di bangku Sekolah Dasar. Namun akhir-akhir ini tekadnya surut dikarenakan banyak ejekan yang dilontarkan oleh beberapa kawannya. Rere merupakan penyandang cacat. Kakinya tak seperti kebanyakan orang dengan ukuran normal, melainkan kaki Rere tidak tumbuh membesar sehingga terpaksa membuatnya kemana-mana menggunakan kursi roda. Kendati demikian, Rere tetap menulis di dalam kamarnya.

Namun omongan tetangga membuatnya tak mau lagi menulis. Para sahabatnya, Caca dan Gia mencoba membangkitkan semangat Rere dengan datang ke rumah Rere ketika liburan sekolah tiba.

Latar: Kamar Rere
Tema Lagu: Buka Semangat Baru

Caca: Hai Re, kamu tidak menulis lagi sekarang?
Rere: Tidak, Ca. Kurasa aku tak akan lagi menulis.
Gia: Lho, kenapa? Kami masih ingin membaca tulisanmu yang keren-keren itu Re. Kamu tidak boleh berhenti untuk menulis.
Rere: Iya, tapi perkataan tetangga membuatku resah untuk menulis lagi.
Gia: Memangnya apa yang dikatakan mereka? Sudahlah, kamu seharusnya tak perlu mendengarkan celoteh yang tidak berguna. Mereka pun belum tahu kehebatanmu. Dan juga mereka belum tentu bisa menjadi seperti dirimu.
Caca: Nah, Gia benar Re. Kamu harus semangat. Bukankah dulu kamu pernah bercerita kepadaku tentang Mata Pena. Bahwa Mata Pena itu harus tajam dan akan selalu tajam, Meski tak pernah diasah dia akan tajam dengan sendirinya karena kekuatan menulis itu ada pada perasaan. Masa kamu lupa?
Rere: Ya, aku memang dulu pernah berkata begitu kepada kalian. Namun mereka... mereka...
Air mata Rere sudah tak bisa dibendung lagi. Gia dan Caca pun ikut merasakan kesedihan sahabatnya itu.
Caca: Jangan menangis, Re. Kalau kamu menangis kami pun ikut merasakan tangismu itu.
Rere: Mereka bilang bahwa aku adalah anak cacat. Ya, memang semua itu benar aku memang cacat seperti yang dikatakan mereka. Dan mereka juga mengatakan bahwa anak cacat tak seharusnya mimpi setinggi langit. Apalagi ingin menjadi seorang penulis terkenal. Semua itu mustahil.
Gia: Jangan dengarkan, Re. Mereka hanya penghasut. Toh, kamu memang seorang penulis. Bukumu sudah bertengger di rak-rak toko buku di seluruh Indonesia. Mungkin mereka yang berkata demikian belum mengetahui kariermu yang sebenarnya. Juga tak tahu perjuanganmu dari awal itu seperti apa.
Caca: Iya, Re. Kamu tak boleh patah semangat. Kita ada selalu untukmu.
Rere: Terima kasih atas semangat yang kalian berikan kepadaku selama ini. Kita ke taman belakang saja dan melihat matahari terbenam.
Ketiga sahabat itu menyambung obrolan di taman belakang rumah. Taman yang asri memperlihatkan matahari di senja hari. Rere sangat menyukainya, terlebih matahari yang sedang terbenam.

Latar: Taman Belakang Rumah
Tema lagu: Best Friend Forever

Caca: Bulan ini apa yang akan kau tulis, Re?
Rere: Entahlah, Ca. Aku belum ada pikiran apa-apa. Masih takut untuk memulai. Kurasa yang paling tepat adalah mengakhirinya.
Gia: Jangannn! (berteriak kencang)
Rere: Kalian tidak tahu, kemarin itu Nova teman kelas kita membeli novelku di toko buku, dan apa yang dia katakan? Sungguh menyakiti hati. Meski aku tahu arti sebuah kritik dalam sebuah karya sastra. Nova bilang kalau novelnya jelek, tak berbobot dan kurang detail dalam pemaparannya.
Caca: Nova anak komputer itu?
Rere: Iya.
Caca: Pantas saja dia mengatakan hal itu, dia itu tidak mengerti karya sastra jadi tak heran kalau kritiknya pedas.
Gia: Haha... Nova tukang jail itu beli buku? Aneh sekali anak itu. Sudah ya Re, jangan menghiraukan bualan orang. Kamu adalah kamu, harus tegar dan harus bangkit.
Rere: Baiklah, aku akan memulainya demi kalian dan demi mimpiku sebagai novelis. Aku sangat berterima kasih pada kalian sebagai sahabatku yang terus menjadi penyokong dan sandaranku ketika aku sedih. Terima kasih teman-teman.

Saat ini anda sudah membaca tentang Contoh Naskah Drama musikal yang kami berikan diatas, semoga bisa menjadi info bermanfaat ya, dan jangan lupa baca selengkapnya disini untuk Kumpulan Naskah Drama yang lainnya juga.

0 Response to "Contoh Naskah Drama musikal"

Posting Komentar