Contoh Naskah Drama jilbab in love

Contoh Naskah Drama jilbab in love - Kami akan sampaikan disini Contoh Naskah Drama jilbab in love lengkap sekali sehingga anda bisa mendapatkan Contoh Naskah Drama jilbab in love dini selengkapnya dan tentunya ini akan bisa menjadi Contoh Naskah Drama jilbab in love untuk pertunjukan anda dan tentunya Contoh Naskah Drama jilbab in love ini akan bisa menjadi salah satu prestasi anda disaat anda melakukan Drama dengan teman-teman anda dipentas. Ini adalah salah satu Contoh Naskah Drama jilbab in love terbaik yang bisa kami posting dan bisa menjadi pelajaran yang sangat berguna sekali karena Cerita Contoh Naskah Drama jilbab in love ini sangat menyentuh hati, kocak dan sangat menyenangkan sekali saat dipentaskan dengan teman-teman nantinya.

Untuk itu dapatkan Contoh Naskah Drama jilbab in love ini disini yang kami berikan lengkap sehingga bisa menjadi pertunjukan yang sangat bagus sekali, dan anda akan mendapatkan nilai bagus untuk Contoh Naskah Drama jilbab in love ini, lengkap sekali Contoh Naskah Drama jilbab in love ini dan pastinya kamu semua akan puas dengan Contoh Naskah Drama jilbab in love tersebut, dan untuk untuk itu langsung dapatkan Contoh Naskah Drama jilbab in love dibawah ini yang sobat semua.

1. Tema Drama: Nilai Agama

2. Ritma Cerita Drama:

I. Eksposisi
    
        Idha
        Azi
        Martin
        Sophia
        Wahyu
        Ikhsan
        Immah
        Panca

II. Permasalahan

Keinginan Idha untuk menggunakan jilbab, meskipun belum bisa mengaji Al-Quran dengan benar.

III. Komplikasi

Azi tidak menyukai keputusan Idha untuk berjilbab, karena dianggap belum pantas mengenakannya.

IV. Catatan 1

Azi mencoba mencari dukungan untuk menyisihkan Idha dari pergaulan mereka, karena dianggap berjilbab hanya untuk memberikan kesan sok alim semata.

V. Catatan 2

Martin dan Immah merasa keputusan Idha untuk berjilbab perlu didukung, dan didorong untuk terus belajar agama. Bukan dengan mengasingkannya.

VI. Kesimpulan

Idha tetap berjilbab dan memperbaiki cara mengaji Al-Qur’an dengan benar.

3. Karakter
a. Protagonis (Baik) : Idha
b. Antagonis (Jahat) : Azi
c. Tritagonis : Martin dan Immah
d. Figuran:
- Sophia
- Wahyu
- Ikhsan
- Panca
4. Latar
a. Tempat

Kost-kostan

b. Waktu

Pagi hari

Naskah Drama:

Suatu pagi di hari minggu, gerimis sedang turun dengan santainya. Tanpa kenal waktu, dari dini hari hingga ayam telah berkokok hingga kini saat seharusnya matahari terbit. Namun kalah oleh sapuan awan mendung yang gelap. Meskipun bukan minggu pagi yang cerah, dan membuat para penghuni indekost Al-Amin membenci dan larut dalam gumpalan selimut hangat. Tidak bagi Idha, gadis dari kampung kecil ini, sangat menyukai hujan.

Idha  : Saya makhluk pecinta hujan...

Martin teman sekamarnya tahu bahwa Idha tengah duduk sendiri diantara dinginnya angin bercampur air hujan di teras, mencoba menemani.

Martin  : Dingin Dha... nanti sakit, masuk aja! Hari minggu juga... malah enak buat tidur sepanjang hari!

Idha  : Nanti saja, masih asyik liat hujan...

Martin hanya menggeleng, merasa heran apa nikmatnya melihat hujan dan udara yang dingin. Ia pun akhirnya duduk di samping Idha.

Idha  : Aku sebenernya pingin pakai jilbab Mar...

Martin berpikir sejenak kemudian berujar beberapa patah kata.

Martin  : Ya udah segera pakai, kamu udah pantas kok kalau berjilbab. Sholat lima waktu selalu ngerjain di awal. Sholat sama puasa sunnah pun kamu sering kan? Jadi mau nunggu apa lagi...?

Idha  : Sepertinya aku belum pantas...

Martin  : Kok bisa? Kalau aku memang masih ragu, maklum masih belum stabil emosinya...

Idha  : Memangnya arus listrik...??

Martin  : Udah ah... masuk dulu. Kalau mau pakai, pakai jilbabku dulu gak apa. Nanti usai gajian kamu beli sendiri...

Idha hanya bisa tersenyum dan memberikan jempolnya, tanda setuju dan terima kasih. Hujan belum reda, Idha masih diam sendiri nyaris melamun. Kemudian ia merasa ada suara yang berujar kepadanya.

Kalau nunggu kamu tartil Qur’an dulu baru jilbaban, kalau keburu mati gimana?

Idha pun seolah tersadar, ia akhirnya masuk ke kamar kostnya. Selang beberapa saat hujan akhirnya reda, meskipun matahari enggan untuk memberikan sinarnya menghangatkan bumi yang lembab. Azi teman sebelah kamar, mengetuk pintu kamar Idha.

Idha  : Eh.. Azi, ada apa?

Azi  : Lah, sejak kapan kamu pakai jilbab? Aku baru tahu...

Idha  : Bismillah mulai hari ini!

Azi  : Udah bisa ngaji belum?? Jilbab kan bukan topeng...

Idha hanya diam saja. Azi merasa tidak suka dengan Idha yang memutuskan berjilbab, padahal ia tahu betul Idha tidak bisa mengaji dengan baik. Merasa ini termasuk tindakan yang nyleneh dan menyalahi aturan! Ia datang ke kamar Sophia, yang ternyata di dalamnya sedang asyik berkumpul dengan Wahyu, Immah, dan Panca.

Azi  : Tahu gak, masa si Idha sekarang pakai jilbab.

Immah  : Oya? Alhamdulillah... hidayah datang ke teman kost kita.

Azi  : Hidayah memang patut disyukuri, tapi Idha kan gak bisa ngaji. Ngaji gak bisa, udah pakai jilbab. Nanti kalau ada yang tanya masalah agama malah bisanya geleng-geleng. Itukan penipuan publik namanya!

Wahyu  : Masa Idha udah mau 20 tahun belum bisa ngaji Zi?

Azi  : Gak percaya, wong bulan lalu anaknya minta diajari sama aku kok!

Panca  : Hebat berarti, udah berani pakai jilbab! Aku aja belum berani.

Azi  : Hebat apanya, nanti kalau dia ngajari yang diluar syariat gimana? Kan malah bahaya!

Immah  : Huss.. istighfar Zi, ada teman udah di jalan baik kok didoakan yang jelek..! Kamu yang udah dimintai tolong ngajari ngaji, berarti Idha kan mau belajar. Gak serta merta asal pakai jilbabnya...

Azi hanya diam saja, tidak ambil pusing dan pergi menuju kamar kostnya sendiri. Disusul oleh Panca, sedangkan Immah pergi ke kamar Idha.

Immah  : Seneng aku lihat kamu pakai jilbab gini..

Idha  : Iya mbak, doain bisa langgeng sama semakin nambah ilmunya. Mbak Immah ajari saya ngaji boleh?
Immah  : Kita ketemu Mas Ikhsan aja, dia kan ngajar ngaji anak-anak sini.

Selang beberapa saat Ikhsan pun muncul, hendak meminta uang pembayaran kost bulanan anak-anak.

Immah  : Wah mas... kebetulan, ini Idha mau belajar ngaji.

Ikhsan  : Alhamdulillah... mau belajar kapan? Nanti bisa ikut ngaji ke masjid. Atau kalau malu nanti privat, saya tak ke sini.

Martin  : Iya mas, sekalian saya juga mau belajar biar makin bagus ngajinya.

Idha  : Terima kasih mas Ikhsan...

Saat ini anda sudah membaca tentang Contoh Naskah Drama jilbab in love yang kami berikan diatas, semoga bisa menjadi info bermanfaat ya, dan jangan lupa baca selengkapnya disini untuk Kumpulan Naskah Drama yang lainnya juga.

0 Response to "Contoh Naskah Drama jilbab in love"

Posting Komentar